masukkan script iklan disini
Pelaut Online -Berita terbaru dari seorang sahabat pelaut yang hari ini membuat surat terbuka melalui akun facebooknya, berikut isinya
SURAT TERBUKA UNTUK MENTERI PERHUBUNGAN.
Pendidikan dikampus pelayaran menjadikan taruna seorang yang bangga akan statusnya sebagai perwira pelayaran niaga.
Dengan pedang dan seragam Navy Blue, para taruna diwisuda menjadi perwira pemegang ijasah laut ANT3 dan ATT3.
Seiring berjalannya waktu, mereka menjadi pimpinan diatas kapal baik didalam maupun diluar negeri. Ijasah mereka juga meningkat menjadi lebih tinggi hingga ada yang menyandang gelar Master Mariner serta Master Marine Engineer.
Namun begitu menghadapi pelayanan publik di DEPERLA ataupun di Diklat PIP, PLAP, POLTEKPEL diseluruh Indonesia, mereka semua seakan tak berharga sedikitpun dimata para pegawai yang melayani pengurusan ijasah serta sertifikat pendukung.
Pelayanan yang tidak manusiawi dari pegawai serta instansi DEPHUB cq pelaut, menjadikan kebanggaan perwira laut ini terusik.
Bisa dibayangkan, pemegang ijasah MASTER MARINER DAN MASTER MARINE ENGINEER yang bekerja diperusahaan ternama dunia, harus berjubel dengan sekian ratus orang didepan loket kecil yang melayani aneka pengurusan keperluan pelaut. Mereka berdesak desakkan seperti jaman primitif dulu.
Sebagai perwira laut yang punya kehormatan, kami malu harus berjubel dari pagi sampai sore hanya untuk pengurusan ijasah dsb.
Diklat PIP/PLAP menjatuhkan harga diri perwira laut yang seharusnya lebih dihargai dengan pelayanan lebih baik.
Perlu diketahui, mereka semua bukan orang miskin. Perwira perwira ini punya uang dan kehormatan. Gaji mereka besar dibanding dengan pekerja darat.
Mohon kebijaksanaan Menteri perhubungan agar menciptakan system pelayanan yang ramah dan nyaman agar kehormatan perwira laut ini tetap terjaga.
Joseph Matheus
Di Iran negri para Mullah Setelah membaca mohon di share ya
Mungkin itulah Artikel Surat Terbuka Pelaut Untuk Menteri Perhubungan
SURAT TERBUKA UNTUK MENTERI PERHUBUNGAN.
Pendidikan dikampus pelayaran menjadikan taruna seorang yang bangga akan statusnya sebagai perwira pelayaran niaga.
Dengan pedang dan seragam Navy Blue, para taruna diwisuda menjadi perwira pemegang ijasah laut ANT3 dan ATT3.
Seiring berjalannya waktu, mereka menjadi pimpinan diatas kapal baik didalam maupun diluar negeri. Ijasah mereka juga meningkat menjadi lebih tinggi hingga ada yang menyandang gelar Master Mariner serta Master Marine Engineer.
Namun begitu menghadapi pelayanan publik di DEPERLA ataupun di Diklat PIP, PLAP, POLTEKPEL diseluruh Indonesia, mereka semua seakan tak berharga sedikitpun dimata para pegawai yang melayani pengurusan ijasah serta sertifikat pendukung.
Pelayanan yang tidak manusiawi dari pegawai serta instansi DEPHUB cq pelaut, menjadikan kebanggaan perwira laut ini terusik.
Bisa dibayangkan, pemegang ijasah MASTER MARINER DAN MASTER MARINE ENGINEER yang bekerja diperusahaan ternama dunia, harus berjubel dengan sekian ratus orang didepan loket kecil yang melayani aneka pengurusan keperluan pelaut. Mereka berdesak desakkan seperti jaman primitif dulu.
Sebagai perwira laut yang punya kehormatan, kami malu harus berjubel dari pagi sampai sore hanya untuk pengurusan ijasah dsb.
Diklat PIP/PLAP menjatuhkan harga diri perwira laut yang seharusnya lebih dihargai dengan pelayanan lebih baik.
Perlu diketahui, mereka semua bukan orang miskin. Perwira perwira ini punya uang dan kehormatan. Gaji mereka besar dibanding dengan pekerja darat.
Mohon kebijaksanaan Menteri perhubungan agar menciptakan system pelayanan yang ramah dan nyaman agar kehormatan perwira laut ini tetap terjaga.
Joseph Matheus
Di Iran negri para Mullah Setelah membaca mohon di share ya
Mungkin itulah Artikel Surat Terbuka Pelaut Untuk Menteri Perhubungan