masukkan script iklan disini
Pelaut Online - Hingga Senin, 27 Juni 2016, informasi terkait anak buah kapal TB Charles yang disandera kelompok ekstrem Abu Sayyaf Fillipina belum ada perkembangan. Pun, demikian informasi yang disampaikan perusahaan.
Meski begitu, komunikasi intensif dengan pihak penyandera masih terus diupayakan oleh pihak perusahaan dan pemerintah pusat.
Ketua Umum Pergerakan Pelaut Indonesia (PPI), Andri Sanusi mengatakan, hingga saat ini belum ada pergerakan yang sangat signifikan yang dilakukan perusahaan.
Bahkan pengurus organisasi profesi ini ditolak masuk saat akan mendampingi keluarga korban penyanderaan menemui perusahaan.
"Ditolak masuk. Kita tidak tahu alasannya. Yang jelas, kita sudah konfirmasi kedatangan kami sejak kemarin sore. Bahkan tadi pagi, kami sudah disuruh ke sini. Katanya semua ok. Namun ketika sampai di sini, kami tidak boleh masuk," ujar Sanusi.
PPI menilai, ada kesengajaan dari perusahaan untuk menyerahkan hal ini ke pusat dan membiarkan keluarga korban untuk berjuang sendiri mencari informasi tentang keadaan keluarga mereka yang disandera kelompok teroris Abu Sayyaf.
Sebelumnya, PPI juga mendatangi mess karyawan PT Rusianto Bersaudara pada Minggu sore 26 Juni 2016. Rombongan PPI berjumlah lima orang diterima oleh para istri abk dan anak-anaknya di mess perusahaan di Sungai Lais, Kecamatan Sambutan Samarinda Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).
Baca juga ; Pelaut Bagaikan Kerbau Ditusuk Hidungnya Dibuat Pemerintah
Dalam kunjungan tersebut, organisasi pelayaran ini ingin mengetahui langsung kondisi korban penyanderaan.
Pengurus PPI mengaku prihatin atas kasus penyanderaan yang terus menimpa warga Indonesia. Terlebih, karena lambatnya penanganan pemerintah atas kasus yang menimpa masyarakat pelayaran. (kliksamarinda.co)
Mungkin itulah Artikel Berita Hari ini dan terimakasih telah baca postingan Andri Sanusi: Belum Ada Pergerakan Perusahaan Kasus ABK Disandera Abu Sayyaf
Meski begitu, komunikasi intensif dengan pihak penyandera masih terus diupayakan oleh pihak perusahaan dan pemerintah pusat.
Ketua Umum Pergerakan Pelaut Indonesia (PPI), Andri Sanusi mengatakan, hingga saat ini belum ada pergerakan yang sangat signifikan yang dilakukan perusahaan.
Bahkan pengurus organisasi profesi ini ditolak masuk saat akan mendampingi keluarga korban penyanderaan menemui perusahaan.
"Ditolak masuk. Kita tidak tahu alasannya. Yang jelas, kita sudah konfirmasi kedatangan kami sejak kemarin sore. Bahkan tadi pagi, kami sudah disuruh ke sini. Katanya semua ok. Namun ketika sampai di sini, kami tidak boleh masuk," ujar Sanusi.
PPI menilai, ada kesengajaan dari perusahaan untuk menyerahkan hal ini ke pusat dan membiarkan keluarga korban untuk berjuang sendiri mencari informasi tentang keadaan keluarga mereka yang disandera kelompok teroris Abu Sayyaf.
Sebelumnya, PPI juga mendatangi mess karyawan PT Rusianto Bersaudara pada Minggu sore 26 Juni 2016. Rombongan PPI berjumlah lima orang diterima oleh para istri abk dan anak-anaknya di mess perusahaan di Sungai Lais, Kecamatan Sambutan Samarinda Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).
Baca juga ; Pelaut Bagaikan Kerbau Ditusuk Hidungnya Dibuat Pemerintah
Pengurus PPI mengaku prihatin atas kasus penyanderaan yang terus menimpa warga Indonesia. Terlebih, karena lambatnya penanganan pemerintah atas kasus yang menimpa masyarakat pelayaran. (kliksamarinda.co)
Mungkin itulah Artikel Berita Hari ini dan terimakasih telah baca postingan Andri Sanusi: Belum Ada Pergerakan Perusahaan Kasus ABK Disandera Abu Sayyaf