Jelajahi

Kategori
Best Viral Premium Blogger Templates

Iklan

Jangan Salah Kaprah Pelaut Indonesia Disandera Dilaut Malaysia Bisa Jadi Bukan Kelompok Abu Sayyaf

Pixer
Juli 11, 2016
Last Updated 2016-07-11T07:34:11Z
masukkan script iklan disini
Pelaut Online - Kelompok bersenjata dikabarkan menculik tiga nelayan asal Indonesia di perairan Sabah, Malaysia, akhir pekan lalu. Penculikan itu menambah panjang daftar pelaut Indonesia yang diculik kemudian disandera di wilayah Laut Sulu, utara Kalimantan, dalam enam bulan terakhir.

Para awak yang diculik adalah Lorens Koten (34 tahun), Teo Dores Kopong (40 tahun), dan Emanuel (46 tahun), yang seluruhnya berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka merupakan bagian dari tujuh kru kapal nelayan Malaysia yang tengah melepas pukat di perairan timur Sabah, sekitar delapan mil laut dari Pantai Lahad Datu yang berjarak sekitar 150 kilometer dari wilayah laut selatan Filipina.

Kepala Kepolisian Sabah Abdul Rashid Harun menuturkan, kapal nelayan tersebut diserang lima orang yang menaiki kapal cepat berwarna putih pada Sabtu (9/7) malam. Sebagian dari para pembajak, menurut keterangan saksi, menggunakan seragam kamuflase militer.
Jangan Salah Kaprah Pelaut Indonesia Disandera Dilaut Malaysia Bisa Jadi Bukan Kelompok Abu Sayyaf

Tiga di antaranya menyandang senapan M14, M16, dan pelontar granat. Saksi mata menuturkan, para penyerang berusia sekitar 30 hingga 40 tahun. Mereka kemudian memerintahkan para pelaut berkumpul di haluan kapal. Selepas itu, paspor para pelaut diminta oleh para pembajak. Tiga WNI yang memiliki paspor kemudian diciduk, sedangkan tiga lainnya yang merupakan pelau alias nomaden laut serta satu WNI yang tak bisa menunjukkan paspor dibebaskan.

Para penculik juga menyita izin khusus para nelayan, enam telepon genggam, dan kartu registrasi sebelum bertolak. "Korban yang dibebaskan juga mengatakan, selama para penculik berada di kapal mereka hampir selama 30 menit, tak ada kekerasan terjadi," kata Abdul Rashid kepada wartawan di Lahad Datu.

Ia mengatakan, para perompak dan korban penculikan diperkirakan telah berada di selatan Filipina. Menurutnya, pihak Komando Pengamanan Sabah Timur tengah melakukan pengejaran.

Kepolisian Malaysia memperkirakan kemungkinan para WNI itu disandera kelompok Abu Sayyaf pimpinan Apo Mike, meski belum ada fakta yang mendukung tudingan ini. Apo Mike adalah salah satu pimpinan Abu Sayyaf yang kerap melakukan penyanderaan para pelaut di perbatasan laut Sabah dan Filipina bagian selatan.

Media lokal Mindanao Examiner memberitakan bahwa para penculik  berbicara dalam bahasa Melayu dan Tausug, dialek yang awam digunakan penduduk Tawi-Tawi, Sulu, dan Basilan di selatan Filipina.

Penculikan teranyar tersebut terjadi setelah militer Filipina melakukan operasi besar-besaran untuk memberantas Abu Sayyaf di Provinsi Jolo dan Basilian. Ribuan tentara dikerahkan di kedua daerah tersebut dan laporan soal tewasnya anggota Abu Sayyaf akibat serangan tersebut mulai muncul di pemberitaan media-media Filipina.

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Indonesia menyatakan telah menerima informasi tentang penculikan tiga WNI di perairan sekitar Sabah, Malaysia. Namun, hingga kemarin malam, informasi tersebut masih dalam proses investigasi pihak Kemenhan.

Sekretaris Jenderal Kemenhan Laksamana Madya Widodo mengatakan, pemangku kepentingan akan melakukan rapat selekasnya terkait penyanderaan tersebut. "Senin (11/7) kita rapatkan," ujarnya, kemarin. Pernyataan senada disampaikan pihak Kementerian Luar Negeri Indonesia.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu sempat menyatakan, militer Indonesia dan Filipina telah menyepakati bahwa militer Indonesia boleh mengejar para pelaku hingga ke wilayah Filipina bila terjadi lagi penyanderaan terhadap pelaut-pelaut Indonesia. Kesepakatan itu berlaku jika penyanderaan kembali terjadi selepas kejadian pada 20 Juni lalu.

Meski begitu, Ryamizard menekankan, sebelum peristiwa penyanderaan terbaru akhir pekan lalu, Indonesia masih memercayai militer Filipina melakukan operasi pembebasan sendiri.

Menurut dia, Pemerintah Filipina akan meningkatkan operasi di wilayahnya untuk membebaskan para sandera. Filipina juga telah mengerahkan sekitar 7.000 personelnya guna melakukan operasi. Terkait wacana masuknya militer Indonesia ke wilayah Filipina, Ryamizard mengatakan, perlu dilakukan latihan bersama terlebih dahulu.

Sedangkan, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sebelumnya mengatakan, persoalan kerja sama militer pembebasan sandera terhambat pergantian rezim kepemimpinan di Filipina. Ia menuturkan, masuknya militer Indonesia ke Filipina harus didahului  prosedur standar operasional yang jelas antara TNI dan panglima Angkatan Bersenjata Filipina.

Selain izin dari Filipina, pasukan TNI membutuhkan perintah dari presiden. Tanpa perintah langsung dari presiden, pasukan TNI hanya akan bersiaga di wilayah perbatasan seperti biasanya.

Sebelumnya, pada 20 Juni 2016, 13 orang ABK Indonesia dari kapal tongkang Charles disandera setelah kapal mereka dibajak di Laut Sulu, Filipina, oleh dua kelompok bersenjata yang berbeda. Enam di antaranya kemudian dibebaskan, tapi sisanya sejauh ini masih disandera.

Pada 15 April 2016, terjadi juga pembajakan terhadap kapal tunda TB Henry dan kapal tongkang Cristi. Saat itu kapal dalam perjalanan kembali dari Cebu, Filipina, menuju Tarakan, Kalimantan Utara. Para pembajak menculik empat ABK dan menembak satu orang.

Sedangkan, pada akhir Maret lalu, kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 dibajak dalam perjalanan dari Sungai Puting, Kalimantan Selatan, menuju Batangas, Filipina Selatan.

Sebanyak 10 awak kapal Anand 12 disandera, tetapi akhirnya dibebaskan. Pemerintah Indonesia menuturkan, tak ada tebusan yang dibayarkan kendati media-media Filipina mengabarkan sebaliknya. rep: Gita Amanda, Fauziah Mursid reuters ed: Fitriyan Zamzami [ republika ]

Mungkin itulah Artikel Berita Hari ini dan terimakasih telah baca postingan Jangan Salah Kaprah Pelaut Indonesia Disandera Dilaut Malaysia Bisa Jadi Bukan Kelompok Abu Sayyaf job perusahaan kapal untuk pelaut terbaru 1 juni dan juli 2016
iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl