masukkan script iklan disini
Pelaut Online - Sudah sejak 24 Juni lalu korban penyanderaan Abu Sayyaf dari Samarinda belum terbebaskan. Kabar kesehatan serta keadaan juga tak kunjung terdengar pada hari yang fitri ini.
DARI posko bentukan keluarga korban penyanderaan di Sungai Lais, Kelurahan Pulau Atas Kecamatan Sambutan Kota Samarinda, tepatnya di mes milik PT Rusianto Bersaudara, istri Robin Piter, Elona, tampak menyendiri, menunggu kedatangan istri Ismail, Dian Megawati. Keduanya merupakan istri dari korban penyanderaan yang dilakukan militan asal Filipina, kelompok Abu Sayyaf dan Al Habsyi.
Mega tiba di posko pada pukul 11.58 Wita dengan senyuman tak biasa mengarah ke Elona. Mega memang setiap hari datang ke posko yang mereka dirikan itu, lebih tepatnya sejak terjadi penyanderaan terhadap suami mereka. Meski gelisah menanti kabar, Mega merasa nyaman apabila datang ke posko.
Ketika Idulfitri tiba, posko yang biasanya diramaikan keluarga korban, hanya menyisakan Elona dan Mega. Ayah kapten Ferry (Abdul Muis) sedang berlebaran di Long Bangun, Mahakam Ulu. Rumah paman dari kapten Ferry juga kosong karena sang paman (Soekarno) juga ikut berlebaran di Long Bangun.
Elona memang sering Lebaran tanpa suami. Tapi, yang ini jelas beda. Meski terpisah laut, ia dan suami biasanya tetap bertukar kabar. Tidak seperti sekarang ini. “Biasanya ada saja komunikasi. Saya lebih tenang karena dapat mengetahui kabarnya meski lewat telepon. Kalau seperti ini saya tidak mengetahui bagaimana keadaan suami saya,” tutur istri Robin Piter itu dengan lirih.
Hal serupa dirasakan Mega yang saat ini hanya tinggal bersama anaknya yang masih berumur 1 tahun. Mega tiap hari mengunjungi Elona. Jika berdiam diri di rumah, ia selalu kepikiran. “Mending seperti ini, jadi saya ada teman cerita,” katanya.
Sejauh ini Mega dan Elona tak tahu keadaan suaminya. Informasi baru sebatas upaya militer Tanah Air yang masih belum bisa bergerak bebas melaksanakan misi penyelamatan. Apalagi lokasi penyanderaan berada di Filipina.
Mega lebih galau lagi. Ia dan Ismail memang belum pernah berlebaran bersama karena pekerjaan suaminya sebagai pelaut. Tapi, tahun ini harusnya jadi momentum keduanya bersama di Hari Raya. “Harusnya ini Lebaran pertama kali kami sama-sama. Kejadian ini membuat hal tersebut gagal,” jelasnya dengan mata berkaca-kaca.
“Saya tambah sedih saat anak saya melihat orang memakai helm yang sama dengan suami saya, anak saya memanggil ayah sambil mengejar. Ketika tahu bukan ayahnya, tampak kecewa muncul di wajahnya,” kenang Mega.
Seperti diketahui, pada 20 Juni lalu, TB Charles 001 yang menarik Tongkang Robby 152 dibajak kelompok bersenjata. Penyerangan dan penyanderaan dilakukan dua kali. Pertama, pembajakan dengan menggunakan dua perahu yang beranggotakan empat sampai lima orang. Para pelaku saat itu menculik tiga orang ABK. Yaitu, Capt Fery Arifin (nakhoda), Muh Mahbrur Dahri (KKM) dan Edy Suryono (masinis II).
Setelah kejadian itu, kapal tersebut dilepas dan melanjutkan perjalanan dengan sisa ABK 10 orang.
Selisih waktu 1 jam 15 menit, TB Charles 001 kembali dibajak. Diduga oleh kelompok lain dengan menggunakan tiga perahu yang beranggotakan 8-10 orang. Mereka kembali menculik empat orang ABK. Yaitu, Ismail (mualim I), Robin Piter (juru mudi), Muhammad Nasir (masinis III), dan Muhamad sofyan (oilman). Sedangkan 6 dari 13 ABK berhasil selamat dan tiba di Pelabuhan Semayang, 25 Juni silam. ( source prokal)
Mungkin itulah Artikel Berita Hari ini dan terimakasih telah baca postingan Istri Korban Penyanderaan Abu Sayyaf Sedih Saat Lebaran, Begini Katanya job perusahaan kapal untuk pelaut terbaru 1 juni dan juli 2016
DARI posko bentukan keluarga korban penyanderaan di Sungai Lais, Kelurahan Pulau Atas Kecamatan Sambutan Kota Samarinda, tepatnya di mes milik PT Rusianto Bersaudara, istri Robin Piter, Elona, tampak menyendiri, menunggu kedatangan istri Ismail, Dian Megawati. Keduanya merupakan istri dari korban penyanderaan yang dilakukan militan asal Filipina, kelompok Abu Sayyaf dan Al Habsyi.
Mega tiba di posko pada pukul 11.58 Wita dengan senyuman tak biasa mengarah ke Elona. Mega memang setiap hari datang ke posko yang mereka dirikan itu, lebih tepatnya sejak terjadi penyanderaan terhadap suami mereka. Meski gelisah menanti kabar, Mega merasa nyaman apabila datang ke posko.
Ketika Idulfitri tiba, posko yang biasanya diramaikan keluarga korban, hanya menyisakan Elona dan Mega. Ayah kapten Ferry (Abdul Muis) sedang berlebaran di Long Bangun, Mahakam Ulu. Rumah paman dari kapten Ferry juga kosong karena sang paman (Soekarno) juga ikut berlebaran di Long Bangun.
Elona memang sering Lebaran tanpa suami. Tapi, yang ini jelas beda. Meski terpisah laut, ia dan suami biasanya tetap bertukar kabar. Tidak seperti sekarang ini. “Biasanya ada saja komunikasi. Saya lebih tenang karena dapat mengetahui kabarnya meski lewat telepon. Kalau seperti ini saya tidak mengetahui bagaimana keadaan suami saya,” tutur istri Robin Piter itu dengan lirih.
Hal serupa dirasakan Mega yang saat ini hanya tinggal bersama anaknya yang masih berumur 1 tahun. Mega tiap hari mengunjungi Elona. Jika berdiam diri di rumah, ia selalu kepikiran. “Mending seperti ini, jadi saya ada teman cerita,” katanya.
Sejauh ini Mega dan Elona tak tahu keadaan suaminya. Informasi baru sebatas upaya militer Tanah Air yang masih belum bisa bergerak bebas melaksanakan misi penyelamatan. Apalagi lokasi penyanderaan berada di Filipina.
Mega lebih galau lagi. Ia dan Ismail memang belum pernah berlebaran bersama karena pekerjaan suaminya sebagai pelaut. Tapi, tahun ini harusnya jadi momentum keduanya bersama di Hari Raya. “Harusnya ini Lebaran pertama kali kami sama-sama. Kejadian ini membuat hal tersebut gagal,” jelasnya dengan mata berkaca-kaca.
“Saya tambah sedih saat anak saya melihat orang memakai helm yang sama dengan suami saya, anak saya memanggil ayah sambil mengejar. Ketika tahu bukan ayahnya, tampak kecewa muncul di wajahnya,” kenang Mega.
Seperti diketahui, pada 20 Juni lalu, TB Charles 001 yang menarik Tongkang Robby 152 dibajak kelompok bersenjata. Penyerangan dan penyanderaan dilakukan dua kali. Pertama, pembajakan dengan menggunakan dua perahu yang beranggotakan empat sampai lima orang. Para pelaku saat itu menculik tiga orang ABK. Yaitu, Capt Fery Arifin (nakhoda), Muh Mahbrur Dahri (KKM) dan Edy Suryono (masinis II).
Setelah kejadian itu, kapal tersebut dilepas dan melanjutkan perjalanan dengan sisa ABK 10 orang.
Selisih waktu 1 jam 15 menit, TB Charles 001 kembali dibajak. Diduga oleh kelompok lain dengan menggunakan tiga perahu yang beranggotakan 8-10 orang. Mereka kembali menculik empat orang ABK. Yaitu, Ismail (mualim I), Robin Piter (juru mudi), Muhammad Nasir (masinis III), dan Muhamad sofyan (oilman). Sedangkan 6 dari 13 ABK berhasil selamat dan tiba di Pelabuhan Semayang, 25 Juni silam. ( source prokal)
Mungkin itulah Artikel Berita Hari ini dan terimakasih telah baca postingan Istri Korban Penyanderaan Abu Sayyaf Sedih Saat Lebaran, Begini Katanya job perusahaan kapal untuk pelaut terbaru 1 juni dan juli 2016