masukkan script iklan disini
Pelaut Online - Nakhoda KM Sabuk Nusantara 55, Robin Ahmad Kasim ditemui BPost Online, membenarkan hari ini KM Sabuk Nusantara 55 tidak berlayar ke Pulau Sembilan, Kecamatan Pulau Sembilan.
Menurut Robin, alasan pihaknya tidak berani memberangkatkan perintis ke Pulau Sembilan, setelah menerima infoirmasi dari pihak PT Pelabuhan Nasional Indonesia (Pelni) Batulicin, diterima melalui via telepon selularnya pada Kamis (6/10/2016).
"Setelah sandar di pelabuhan Stagen, Kotabaru mendapat telepon dari kepala operasional PT Pelni, kalau tidak boleh berangkat. Karena ada surat-surat yang harus diperpanjang. Mudah-mudahan paling lambat Senin (lusa) sudah bisa berangkat," kata Robin, Sabtu (8/10/2013).
Ditambahkan Robin, kendati demikian kapal tidak boileh diberangkatkan sampai surat menyurat selesai diperpanjang, pihaknya memberikan kebjikan kepada calon penumpang untuk tetap tinggal di kapal.
"Ya calon penumpang tetap kita perbolehkan tinggal di kapal. Karena kan mereka tidak punya keluarga di sini. Hanya untuk bekal makanan mereka (calon penumpang) tetap masing-masing," kata Robin.
Lalu Kecemasan dan kekhawatiran terus menggelayuti perasaan belasan orang jiwa, warga Pulau Sembilan, Kecamatan Pulau Sembilan Kotabaru.
Mereka menegaskan jika tidak ada kepastian keberangkatan KM Sabuk Nusantara 55 ke Pulau Sembilan dijadwalkan pukul 14.00 Wita hari ini, puluhan orang calon penumpang yang sekarang masih tinggal di kapal akan tidur di pelabuhan.
"Bila hari ini tidak berangkat kami akan tidur di pelabuhan. Mau kemana lagi. Keluarga tidak ada, bekal makanan sudah habis. Mau naik kapal lain tidak ada uangnya," cetuk penumpang.
Lucunya lagi. Ditengarai tidak singkronisasinya antara petugas terkait ketidak pastian keberangkatan KM Sabuk Nusantara 55, yang membuat calon penumpang mayoritas dari Sulawesi, itu resah.
Karena sebagian dari mereka tetap diminta membayar tiket pas masuk pelabuhan Rp 2 ribu per orang.
"Tidak ada pemberitahuan kalau kapal tidak ada kepastian berangkat hari ini," kata penumpang lainnya
Mungkin itulah Artikel Kenapa KM Sabuk Nusantara 55 Tidak Berangkatkan Kapal
Menurut Robin, alasan pihaknya tidak berani memberangkatkan perintis ke Pulau Sembilan, setelah menerima infoirmasi dari pihak PT Pelabuhan Nasional Indonesia (Pelni) Batulicin, diterima melalui via telepon selularnya pada Kamis (6/10/2016).
"Setelah sandar di pelabuhan Stagen, Kotabaru mendapat telepon dari kepala operasional PT Pelni, kalau tidak boleh berangkat. Karena ada surat-surat yang harus diperpanjang. Mudah-mudahan paling lambat Senin (lusa) sudah bisa berangkat," kata Robin, Sabtu (8/10/2013).
Ditambahkan Robin, kendati demikian kapal tidak boileh diberangkatkan sampai surat menyurat selesai diperpanjang, pihaknya memberikan kebjikan kepada calon penumpang untuk tetap tinggal di kapal.
"Ya calon penumpang tetap kita perbolehkan tinggal di kapal. Karena kan mereka tidak punya keluarga di sini. Hanya untuk bekal makanan mereka (calon penumpang) tetap masing-masing," kata Robin.
Lalu Kecemasan dan kekhawatiran terus menggelayuti perasaan belasan orang jiwa, warga Pulau Sembilan, Kecamatan Pulau Sembilan Kotabaru.
Mereka menegaskan jika tidak ada kepastian keberangkatan KM Sabuk Nusantara 55 ke Pulau Sembilan dijadwalkan pukul 14.00 Wita hari ini, puluhan orang calon penumpang yang sekarang masih tinggal di kapal akan tidur di pelabuhan.
"Bila hari ini tidak berangkat kami akan tidur di pelabuhan. Mau kemana lagi. Keluarga tidak ada, bekal makanan sudah habis. Mau naik kapal lain tidak ada uangnya," cetuk penumpang.
Lucunya lagi. Ditengarai tidak singkronisasinya antara petugas terkait ketidak pastian keberangkatan KM Sabuk Nusantara 55, yang membuat calon penumpang mayoritas dari Sulawesi, itu resah.
Karena sebagian dari mereka tetap diminta membayar tiket pas masuk pelabuhan Rp 2 ribu per orang.
"Tidak ada pemberitahuan kalau kapal tidak ada kepastian berangkat hari ini," kata penumpang lainnya
Mungkin itulah Artikel Kenapa KM Sabuk Nusantara 55 Tidak Berangkatkan Kapal
