masukkan script iklan disini
Pelaut Online - Pemudik yang melakukan perjalanan balik dari Pulau Sumatera menuju Jakarta dan sekitarnya mengeluhkan pelayanan PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry yang mengoprasikan kapal roll on roll off (roro) yang usianya sudah tua.
Akibatnya, waktu tempuh pelayaran dari Bakauheni, Bandar Lampung menuju Pelabuhan Merak yang biasanya hanya dua jam bahkan kurang dari dua jam, menjadi 7 jam.
“Kapal roro yang seharusnya tidak layak beroperasi dipaksakan untuk berlayar. Kapalnya sudah tua, lamban, jelek lagi. KMP Jatra I itu sudah ada sejak saya masih kecil. Namun anehnya, hingga saat ini kapal tua itu masih saja beroperasi. Bisa dibayangkan, seluruh penumpang yang naik di KMP Jatra I, merasa tersiksa selama 7 jam di laut. Kondisi AC kapal tidak berfungsi.
Para penumpang kepanasan di dalam kapal,” ujar Sony (42), yang balik dari Lampung menuju Kelapa Gading Jakarta, ketika ditemui di Posko Terpadu Angkutan Lebaran 2016, di Merak, Sabtu (9/7).
Sony meluapkan kekecewaan dan rasa marahnya kepada sejumlah petugas yang sedang bertugas di Posko Terpadu Angkutan Lebaran 2016 di Pelabuhan Merak.
“Ini angkutan Lebaran lho. Seharusnya sudah dipersiapkan dengan matang. Kapal KMP Jatra I yang sandar di Dermaga IV Pelabuhan Merak itu seharusnya sudah tidak layak lagi untuk berlayar. Namun, kenapa pihak PT ASDP Indonesia Ferry memaksakan kapal tersebut beroperasi. Ingat, kami membayar kapal dengan tarif yang mahal. Namun, kami kecewa karena pelayanannya sangat buruk,” tegasnya.
Kekecewaan Sony dan penumpang lainnya bertambah karena setelah turun dari KMP Jatra I di Dermaga IV Pelabuhan Merak, seluruh penumpang harus berjalan kaki menuju pintu keluar. Padahal Dishubkominfo Banten telah berjanji menyiagakan tiga bus gratis untuk antar jemput penumpang dari lima dermaga menuju Terminal Terpadu Merak (TTM).
"Kalau kapalnya gak layak, jangan jalan dong. Kalau kapalnya layak saya enak tidur. Kapalnya udah tua, ditambah AC-nya gak dingin. Geraknya lamban sehingga memakan waktu 7 jam pelayaran dari Bakauheni menuju Merak. Konsumen juga kalau fasilitasnya nyaman berapa pun pasti bayar," tegasnya.
Keluhan lainnya pun disampaikan oleh Nandar (32), pemudik dengan sepeda motor bersama anak dan istrinya pun mengeluhkan pintu keluar di Pelabuhan Merak yang hanya ada satu buah saja. Sehingga terjadi antrean panjang dan harus berdesak-desakan.
"Harusnya pelabuhan sebesar ini jangan cuma satu doang dong pintu keluarnya, apa lagi pas mudik gini. Saya naik motor pasti kalah sama mobil," katanya.
Sementara itu, PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Utama Merak mengaku tak bisa berbuat apa-apa terkait minimnya fasilitas yang tersedia. Khususnya pintu keluar pelabuhan yang hanya ada satu saja.
"Pintu keluar cuma satu. Kalau ada penumpukkan kendaraan dan penumpang di dalam pelabuhan, maka akan dilakukan rekayasa dari kepolisian," kata Mario Sardadi Oetomo, Humas PT ASDP Ferry Indonesia Cabang Merak, Sabtu (9/7).
Kendati terjadi antrean di pintu keluar, Mario mengaku PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Utama Merak telah berusaha menjaga waktu proses bongkar muat kapal agar tidak terjadi penumpukan kendaraan di dalam pelabuhan.
"Lima dermaga yang ada telah diatur untuk tidak bongkar muat secara serentak. Interval waktu bongkar muat kapal antara dermaga yang satu dan lainnya sekitar 12 sampai 15 menit. Jadi tidak ada penumpukan kendaraan dan penumpang di dalam pelabuhan,” jelasnya.
Mungkin itulah Artikel Berita Hari ini dan terimakasih telah baca postingan Kapal Roro Bakauheni-Merak Buat Resah Penumpang, Karena Kapal-Kapal Sudah Tua job perusahaan kapal untuk pelaut terbaru 1 juni dan juli 2016
Akibatnya, waktu tempuh pelayaran dari Bakauheni, Bandar Lampung menuju Pelabuhan Merak yang biasanya hanya dua jam bahkan kurang dari dua jam, menjadi 7 jam.
“Kapal roro yang seharusnya tidak layak beroperasi dipaksakan untuk berlayar. Kapalnya sudah tua, lamban, jelek lagi. KMP Jatra I itu sudah ada sejak saya masih kecil. Namun anehnya, hingga saat ini kapal tua itu masih saja beroperasi. Bisa dibayangkan, seluruh penumpang yang naik di KMP Jatra I, merasa tersiksa selama 7 jam di laut. Kondisi AC kapal tidak berfungsi.
Para penumpang kepanasan di dalam kapal,” ujar Sony (42), yang balik dari Lampung menuju Kelapa Gading Jakarta, ketika ditemui di Posko Terpadu Angkutan Lebaran 2016, di Merak, Sabtu (9/7).
Sony meluapkan kekecewaan dan rasa marahnya kepada sejumlah petugas yang sedang bertugas di Posko Terpadu Angkutan Lebaran 2016 di Pelabuhan Merak.
“Ini angkutan Lebaran lho. Seharusnya sudah dipersiapkan dengan matang. Kapal KMP Jatra I yang sandar di Dermaga IV Pelabuhan Merak itu seharusnya sudah tidak layak lagi untuk berlayar. Namun, kenapa pihak PT ASDP Indonesia Ferry memaksakan kapal tersebut beroperasi. Ingat, kami membayar kapal dengan tarif yang mahal. Namun, kami kecewa karena pelayanannya sangat buruk,” tegasnya.
Kekecewaan Sony dan penumpang lainnya bertambah karena setelah turun dari KMP Jatra I di Dermaga IV Pelabuhan Merak, seluruh penumpang harus berjalan kaki menuju pintu keluar. Padahal Dishubkominfo Banten telah berjanji menyiagakan tiga bus gratis untuk antar jemput penumpang dari lima dermaga menuju Terminal Terpadu Merak (TTM).
"Kalau kapalnya gak layak, jangan jalan dong. Kalau kapalnya layak saya enak tidur. Kapalnya udah tua, ditambah AC-nya gak dingin. Geraknya lamban sehingga memakan waktu 7 jam pelayaran dari Bakauheni menuju Merak. Konsumen juga kalau fasilitasnya nyaman berapa pun pasti bayar," tegasnya.
Keluhan lainnya pun disampaikan oleh Nandar (32), pemudik dengan sepeda motor bersama anak dan istrinya pun mengeluhkan pintu keluar di Pelabuhan Merak yang hanya ada satu buah saja. Sehingga terjadi antrean panjang dan harus berdesak-desakan.
"Harusnya pelabuhan sebesar ini jangan cuma satu doang dong pintu keluarnya, apa lagi pas mudik gini. Saya naik motor pasti kalah sama mobil," katanya.
Sementara itu, PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Utama Merak mengaku tak bisa berbuat apa-apa terkait minimnya fasilitas yang tersedia. Khususnya pintu keluar pelabuhan yang hanya ada satu saja.
"Pintu keluar cuma satu. Kalau ada penumpukkan kendaraan dan penumpang di dalam pelabuhan, maka akan dilakukan rekayasa dari kepolisian," kata Mario Sardadi Oetomo, Humas PT ASDP Ferry Indonesia Cabang Merak, Sabtu (9/7).
Kendati terjadi antrean di pintu keluar, Mario mengaku PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Utama Merak telah berusaha menjaga waktu proses bongkar muat kapal agar tidak terjadi penumpukan kendaraan di dalam pelabuhan.
"Lima dermaga yang ada telah diatur untuk tidak bongkar muat secara serentak. Interval waktu bongkar muat kapal antara dermaga yang satu dan lainnya sekitar 12 sampai 15 menit. Jadi tidak ada penumpukan kendaraan dan penumpang di dalam pelabuhan,” jelasnya.
Mungkin itulah Artikel Berita Hari ini dan terimakasih telah baca postingan Kapal Roro Bakauheni-Merak Buat Resah Penumpang, Karena Kapal-Kapal Sudah Tua job perusahaan kapal untuk pelaut terbaru 1 juni dan juli 2016