masukkan script iklan disini
Pelaut Online -10 ABK Indonesia Disandera Abu Sayyaf Makin Tidak Jelas. Berita Trending topik hari ini masih sekitar anak buah kapal yang masih disandera kelompok abu sayyaf, dimana kabar terbaru yang kami kutip dari media nasional bahwa polri menyerahkan masalah ini keperusahaan, dan kita ketahui bahwa sebelumnya Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR ) Minta Pembebasan WNI Tanpa Tebusan
Namun Beberapa waktu lalu sempat ada berita kalau TNI Kopassus, Denjaka, Den Bravo serta lainya ingin berangkat kesana itupun tidak jadi, Sedangkan keluarga daftar 10 WNI ( ABK ) ditahan selalu diselimuti rasa was-was, karena sampai saat ini tidak ada kabar mereka, sebagaimana keterangan yang admin dilansir dari koran sindo bisa anda lihat keterangnya berikut ini
Baca Postingan Lainya Yaitu :
Bagaimana Cara Terbaru Cek Sertifikat Online Pelaut Dengan Mudah Serta Pengertian
Contoh Surat Lamaran Kerja Pelaut AB, Rating, Oiler, Chef Cook Dan Perwira Kapten
Daftar Lengkap Berapa Biaya Kursus Semua Jenis Sertifikat Di STIP Jakarta
Harga Tiket Kapal PELNI Terbaru 2016 Serta Alamat Kantor Agen diseluruh indonesia
Namun Beberapa waktu lalu sempat ada berita kalau TNI Kopassus, Denjaka, Den Bravo serta lainya ingin berangkat kesana itupun tidak jadi, Sedangkan keluarga daftar 10 WNI ( ABK ) ditahan selalu diselimuti rasa was-was, karena sampai saat ini tidak ada kabar mereka, sebagaimana keterangan yang admin dilansir dari koran sindo bisa anda lihat keterangnya berikut ini
Nasib 10 warga negara Indonesia (WNI) yang disandera oleh kelompok milisi Abu Sayyaf di Filipina semakin tidak jelas. Pasalnya, Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti telah menyerahkan tanggung jawab penebusan 10 WNI tersebut kepada pemilik kapal Brahma 12 dan Abu Sayyaf.sumber;nasional.sindonews.com
“Kan itu urusan perusahaan. Masa urusan kita (Polri), kita enggak ikut urusan itu,” ujar Badrodin Haiti di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (6/4/2016).
Kendati demikian, pemerintah Indonesia tetap mengambil langkah pada penyelamatan 10 WNI yang disandera, karena tidak mungkin kekuatan militer Indonesia masuk ke wilayah Filipina melakukan operasi.
“Kita (Polri) harapkan Filipina bekerja maksimal, tetapi pesan kita yang paling utama bagaimana sandera selamat,” kata Badrodin.
Perlu diketahui, pada tanggal 26 Maret 2016 telah terjadi pembajakan Kapal Brahma 12 yang membawa tongkang bermuatan batubara sebanyak 209 ton dan menyandera 10 WNI. Sebagai jaminannya, Abu Sayyaf meminta tebusan sebesar Rp15 miliar.
Baca Postingan Lainya Yaitu :